Kilas Balik Kisah Rufaidah Al-Aslamiyah

KILAS BALIK KISAH RUFAIDAH

“Untuk menjadi perempuan luar biasa, mulailah membangun visi dan potensi perihal apa yang bisa diberikan untuk keluarga serta masyarakat. Namun, jangan lupa untuk menjaga dan membangun iffah dan izzah nya.”


Gambar hanya pemanis yaa..

Dalam beberapa catatan sejarah yang kelam, perempuan pernah menjadi pihak yang diacuhkan, diabaikan serta dikucilkan. Zaman sebelum islam menggambarkan bagaimana nasib perempuan saat itu. Diperlakukan bak bukan manusia, bisa diwariskan layaknya benda, tidak ada hak ekonomi apalagi harga diri. Pihak laki-laki akan bebas menikahi perempuan tanpa batas jumlahnya.

Sejarah kelam pula merekam bahwa pernah ada kebiasaan buruk masyarakat dimana melakukan praktik wa’du al-banat, atau membunuh anak perempuan dengan cara menguburnya hidup-hidup. Kebiasaan tersebut berjalan cukup lama dalam periode jahiliyah, hingga akhirnya Allah mengecam perilaku jahiliyah tersebut, dalam beberapa firmanNya, seperti dalam QS An-Nahl: 58, At-Takwir ayat 8, juga Az-Zukhruf ayat 17. Hadirlah Islam sebaga solusi atas kedzaliman ini.

Islam hadir tidak sekadar membebaskan kaum perempuan dari kedzaliman tindak jahiliyah, melainkan pula memberikan kedudukan mulia bagi perempuan dan setara dengan laki-laki, diberikan hak ekonomi dan peran dalam masyarakat. Karena hakikatnya, perempuan merupakan setengah dari sebuah masyarakat, sekaligus pendamping laki-laki dalam memakmurkan bumi, menjelajahi peradaban, dan merealisasikan sebuah pemberdayaan dimuka bumi. Pun menjadi agent of Dakwah untuk mempopulerkan syariat Allah.

Sampai akhirnya sejarah islam telah banyak menghadirkan figur-figur ideal yang mencerahkan dan dapat membentuk kepribadian muslimah mulia nan mandiri dalam berbagai aspek kehidupan tanpa ada kedzaliman yang membabi buta padanya, mulai dari perekonomian, pendidikan, sosial, dan bahkan dalam sektor perpolitikan. Salah satunya Rufaidah, yang terjun secara professional dalam bidang keperawatan dan merambah sebagai aktifis sosial.

So, Terimakasih kepada teman-teman yang telah menjelajahi sedikitnya kisah Rufaidah Binti Sa’ad dipostingan sebelumnya, yang merupakan salah satu teladan perempuan mulia dan mandiri yang berkiprah sesuai fitrah,  walaupun kisah perjuangannya tidak sefamous Florence Nightingale –yg sejarah dunia (barat) mencatatnya sebagai perawat pertama sekaligus pelopor perawat modern–­, namun jasanya begitu menyentuh jiwa dan menggetarkan semangat berjihad dijalanNya. Pun sebenernya dalam buku yang aku baca, masih baaaaaaaanyak kisah kisah kehidupannya yang lebih heroic dan berkesan untuk dibaca kemudian dijadikan teladan jiwa dan raga kita, khususnya para perempuan muslimah.

          Setelah kedua kalinya  membaca ulang buku kisahnya, cukup membuat aku pribadi terkagum-kagum. Dalam rentetan sejarah yang dikemas sedemikian hebat, cerita di buku ini berhasil menggambarkan bagaimana Rufaidah, dimana padanya, ada banyak figure yang bisa kita maknai, pahami, kemudian teladani, mulai dari kepemimpinanannya yang lembut, ia yang berjiwa sosial serta empati, cerdas jua keibuan, organisatoris, cekatan serta memiliki semangat yang kuat dalam mengabdi bagi umat.

          Kiranya secara khusus, keikhlasan, ketulusan, serta kegigihan perjuangan Rufaidah, dalam bidang keperawatan, mampu menjadikan teladan bagi para medis apalagi dalam menghadapi pandemic global ini, tentunya juga disertai dengan gerak kebersamaan dan kolektifitas semua unsur di masyarakat.

Adapun secara umum, dari kita mengenal perjuangan atau kiprah Rufaidah, kitah menjadi paham mengenai urgensi kontribusi sesuai kemampuan dan kemahiran, sesungguhnya akan sangat berarti bila kita lakoni dengan trik dan tips yang Allah beri.

Dari Rufaidah Al-Aslamiyah kita bisa banyak belajar, bahwa berjuang untuk dakwah atau mempopulerkan agama dan syariatNya bisa dengan keahlian apa saja yang kita miliki. Tak mesti di mimbar, tak mesti dengan kata-kata, intinya tak mesti sama di bidang atau keahlian itu itu saja. Keteladanan, profesionalisme, dan potensi kita adalah satu kekuatan yang sangat berharga yang akan melambungkan dakwah. So guys, Siap berjuang? Siap mempopulerkan nilai-nilai Islam serta syariat Allah dengan potensi mu?

Apalagi dewasa ini, teknologi berkembang begitu pesat, maka mari jadikan setiap perkembangan teknologi ini sebagai alat untuk kita berkontribusi. Laptop, smartphone, koneksi internet, akan mampu menjadi jalan kita berkontribusi memunculkan banyak karya untuk mempopulerkan Islam, dan nantinya akan berdampak besar bagi sebanyak mungkin orang.

          Oh ada yang tertinggal, pealajaran yang pula penting untuk dimaknai, dimana daari Rufaidah Al-Aslamiyah, kita juga bisa memahami perlunya loyalitas dalam perjuangan, memahami pentingnya ikhlas hati dalam bergerak dan bertindak. Pula Pentingya hati bersih yang jauh dari benih dendam yang berkepanjangan.

So, Rufaidah adalah satu dari sekian banyak teladan ideal untuk para perempuan. Karena itu, mari untuk tidak bosan menjelajahi kembali kisah figure-figure muslim/muslimah ideal dan menginspirasi sebagai teladan kita melakoni setiap episode permainan dunia ini.

Mari menjadi pejalan yang tidak lupa perjuangan tokoh islam terdahulu serta tidak lupa akan negeri kelahiran. Selamat menjelajah, kita semua.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.Hasan ,guru besar persis