Kontemplasi #1 : Simpanan Kebaikan


Dalam dendang ketetapan kehidupan manusia 
Ada masa dimana,          
Jiwa Raga retak sehingga menjadi diri terasa candala
Berdiam memojok disudut pelataran jiwa           
Sedang bumi yang terhampar luas, terasa sempit tiba-tiba

Sendu, Nelangsa berkontaminasi dengan rasa bersalah
Mencabik palung jiwa hingga lir menganga berdarah-darah             
Antara aku yang salah, atau Tuhan yang bersalah             
Bisa saja hadir bersebab iman kita dibiarkan kalah

Tetiba, sisi baik manusia membantah.

Musibah, bukan berarti ada ketidakadilan dari Yang kuasa           
Musibah, menjadikan aku lebih perkasa               
Bentuk cinta bersemi rindu dari Yang Esa             
Untuk, Aku hambanya yang berlumur dosa,       
namun berusaha tak henti meminta maghfirohNya

Dulu, Ummu Alla’ diberikan pesan damai dari Rasulullah saat sakitnya    
“Bergembiralah, Wahai Ummu Alla”, Kata Rasul dalam perdamaian jiwa
Musibah akan menghilangkan kesalahan, bagi ia yang muslim   ...  
Lir api yang menghilangkan karat pada perak      
Semempesona itu dien yang kita pegang sebagai panduan

Aku, mungkin pula kalian, adalah yang pernah kalap menghadapi goncangan dunia         
Melalui ujian hingga musibah yang Allah hadirkan,           
Harapku sebagai jalan juang menuju penghambaan       
Yang didalamnya diselimuti kesabaran yang menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan, hingga anggota badan.

Musibah, adalah tempaan.

Musibah, dalam bentuk pakaian apapun, adalah simpanan kebaikan      
Yang kemudian tercatat dalam catatan amal perbuatan 
               
Berbahagialah dalam jalan juang menujuNya.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.Hasan ,guru besar persis