[ARTIKEL] - Eksistensi dan Dedikasi Pesantren


EKSISTENSI DAN DEDIKASI PESANTREN 











            Jauh sebelum negeri ini menyandang status merdeka, lembaga yang bernama pondok pesantren telah ada dan tercatat dalam sejarah sebagai lembaga pendidikan islam tertua di Nusantara. Lembaga Pesantren ini telah melakoni banyak perjalanan panjang dinegeri Indonesia. Lembaga Pesantren ini pula yang juga ikut mengambil peran dalam mengembangkan agama islam di Nusantara, yang ikut terjun dengan simbah darah dan perjuangan dalam membumikan kemerdekaan di tanah air. Dan hingga saat ini masih bertahan, berdiri kokoh, dan juga eksis di tengah- tengah hiruk pikuk zaman.

            Pada dasarnya, Pesantren adalah lembaga spiritual, namun lembaga ini juga memberikan pengajaran kepada para santrinya tentang cinta tanah air, menanamkan sikap kritis terhadap keadaan Negara, dan menanamkan sikap patriotic. Ini menjadi salah satu ciri bahwa pesantren telah menjadi pusat Wasathiyah Islam. Maka dari itu, Eksistensi Pesantren sangatlah berpengaruh , tidak hanya menghasilkan para penda’i yang mampu menyebarkan agama islam saja, tapi pesantren pula mampu menciptakan  bibit-bibit pejuang  dan kader-kader generasi rabbani yang kritis dan yang siap menentang penjajahan dimuka bumi, dan salah satu bentuk penjajahan saat ini adalah menyebarnya faham Radikalisme dan Terorisme.

            Merekalah yang sejak zaman penjajahan menjadi bagian dari sejarah yang diceritakan sebagai para dai, mujahid, dan santri yang berani merapatkan barisan melawan penjajahan. Sejarah bersaksi bahwa banyak para kyai pemimpin pondok pesantren beserta muridnya ikut berperan mati-matian melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang dan Belanda, walau tangan mereka hanya menggenggam senjata bambu runcing saja.        

            Namun sayangnya, Pesantren acapkali dianggap berbahaya, sehingga media Barat dengan liciknya mengantarkan manusia pada satu anggapan berbahaya bahwa Pesantren adalah basis radikal yang bermuara pada terorisme. Namun pada nyatanya pesantren adalah basis pencegah faham Radikal dan Terorisme. Pesantren adalah lembaga yang memberikan pemahaman rahmatan lil-alamin.  Islam pula adalah agama yang tidak pernah menggunakan radikalisme dalam berinteraksi dengan dunia lain, bahkan islam memberikan contoh sopan santun dan lembah lembut dalam berinteraksi, apalagi Islam dibawa ke Indonesia secara damai.

            Para Kyai atau Asatidz tidak pernah ada yang mengajarkan kepada santrinya segala hal yang berbau radikal, namun mereka mengajarkan nilai kebaikan, persamaan, nilai universalitas, nilai penghormatan dan nilai-nilai luhur lainnya.  Apalagi pesantren memiliki batasan dan aturan syariat dalam mengaplikasikan pemikirannya sehingga tidak  sampai pada faham radikal tersebut. Maka intinya dedikasi Pesantren tidak hanya untuk agama saja, namun Pesantren pun mendedikasikan diri pada bangsa dan negaranya. Jika saja faham radikalisme dan terorisme dibumikan, maka itu bukan ancaman untuk agama saja, namun untuk pertahanan dan kesejahteraan bangsa dan Negara, dan hal itu perlu dicegah juga dihentikan.

            Pesantren adalah lembaga yang pas dijadikan sebagai pusat Wasathiyah Islam apalagi ditengah-tengah membludaknya faham radikalisme dan terorisme di negeri kita. Namun maksud Wasathiyah(tengah-tengah) disini bukan islam moderat yang hingga saat ini banyak digembor-gemborkan yakni islam yang tidak anti barat dan islam yang tidak bertentangan dengan sekulerisme barat. Tetapi maksud Wasathiyah islam disini adalah keberanian kita berdiri ditengah-tengah khalayak ramai untuk menggemakan dan menyiarkan kebenaran yan tak populer. Intinya Pesantren mampu menjadi penengah dan pelerai setiap permasalahan. Karena pesantren banyak mendidik santrinya tentang islam, al-quran, sunah dan hadistnya, dan selanjutnya Islam itu adalah agama yukhrijuhum mina dzulumati ila nnur (yang mengeluarkan mereka dari kegelapan pada cahaya) maka islam akan mampu memberikan petunjuk dan pilihan untuk menghadapi era modernisasi dan pengaruh budaya dan faham negatif yang datang dari dunia luar, salah satunya adalah faham Radikalisme dan Terorisme. Dan Islam mampu menjawab tantangan apapun ditengah-tengah masyarakat heterogen dan ditengah-tengah zaman yang penuh dengan kedzaliman ini.


            Sekali lagi, Pesantren mampu mencegah faham radikalisme dan Terorisme, bahkan tidak hanya itu, tapi faham faham negatif lainnya. Ada banyak yang menggemborkan bahwa Pesantren adalah agen perubahan social (Agen social of Changes) , sudah seharusnya generasi rabbani pesantren menjadi salah satu pengawal perubahan tatanan masyarakat dalam kehidupan. Hasil Pendidikan Pondok Pesantren membuktikan bahwa santri dikenal sangat mampu mengatur tingkah lakunya untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan amoral dan faham-faham berbahaya. Bahkan saat ini banyak pesantren pesantren yang sistemnya tidak hanya mengurusi masalah internal kepesantrenan saja , tetapi pesantren juga mampu masuk ke wilayah social kemasyarakatan dan dari situ pesantren bisa diberi julukan sebagai Center of excellence, karena misi awal dan misi selanjutnya didirikan pesantren adalah untuk menyebarluaskan ajaran dan pengetahuan atau pendidikan agama islam ke seluruh pelosok nusantara yang sejak dulu hingga saat ini masih di iming-iming oleh faham-faham aneh. Dan dengan strategi pondok pesantren ini bisa saja menahan laju berkembangnya bibit-bitit pemikiran keras yang hampir membumi di nusantara, salah satunya di bidang pendidikan. Dan yang paling penting bahwa Pesantren senantiasa beradaptasi terhadap proses modernisasi, namun ia bisa tetap mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga Tafaquh fidien.         

            Sebagai penegas, bahwa Pesantren bukanlah penonton, tapi ia telah mengambil peran sebagai pemain. Generasi Pesantren ini telah pandai menggiring bola yang dihadang musuh-musuhnya serta mampu menciptakan gol sebagai bentuk solusinya. Pondok pesantren tetap mampu berdiri dengan kokoh ditengah kedzaliman. Ibarat karang ditengah lautan , tak patah dengan gelombang. Karena pesantren punya kekuatan ruhul ma’had.  Ketegaran pondok pesantren telah teruji , memiliki kemampuan dan ketangguhan menghadapi berbagai rintangan.


   

*Ditulis ketika duduk dibangku XII Mualimin , Pesantren Persatuan Islam 109 Kujang, Cikoneng, Ciamis.           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.Hasan ,guru besar persis