KAMUKAH GENERASI GHUROBA' ITU ?
Kamukah Ghuroba Itu?
Asing
? Aneh? Pernah denger gak hadits tentang
bahwa orang orang asing akan berbahagia? Pasti pernah ya.
Nah lantas
Siapakah yang dikatakan ghuroba atau orang yang terasing sehingga disebut orang
yang berbahagia dan menuai kebaikan yang banyak? Apakah mungkin kamu kamu
termasuk Al-Ghuroba ? Yu kita simak siapakah sebenarnya Alghuroba itu .
Siapakah yang Terasing dari Umat
Islam yang Banyak?
Orang yang
berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits,
عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنَ سَنَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً ثُمَّ يَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى
لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ
يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Dari
‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabad, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam
keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu
ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai
ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah)
mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74.
Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho’if. Namun ada hadits semisal itu riwayat
Ahmad 1: 184 dari Sa’ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)
Dari ‘Abdullah
bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
طُوبَى
لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ
صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ
يُطِيعُهُمْ
“Beruntunglah
orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai
Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang
berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang
mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177.
Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Orang yang
ingin jujur dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya
sendiri.
Padahal anti
korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh Rasul kita –shallallahu
‘alaihi wa sallam-.
الْخَازِنُ
الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِى يُنْفِذُ – وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِى – مَا أُمِرَ
بِهِ كَامِلاً مُوَفَّرًا طَيِّبٌ بِهِ نَفْسُهُ ، فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِى
أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ
“Bendahara
muslim yang diberi amanat ketika memberi sesuai yang diperintahkan untuknya
secara sempurna dan berniat baik, lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang
yang ia ditunjuk menyerahkannya, maka keduanya (pemilik harta dan bendahara
yang amanat tadi) termasuk dalam orang yang bersedekah.” (HR. Bukhari no.
1438 dan Muslim no. 1023).
Pedagang yang
ingin menempuh cara yang halal dan tidak berbuat curang akan terasa asing di
tengah-tengah pedagang lainnya.
Padahal Islam menuntut kita mencari rezeki
dengan cara yang halal dan jujur tanpa berbuat curang karena itulah yang
mendatangkan berkah sebagaimana disebutkan dalam hadits,
الْبَيِّعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ
صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا
مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Kedua orang
penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya
belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka
keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila
mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah
keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.” (HR. Bukhari no. 2079 dan
Muslim no. 1532)
Orang yang
ingin tetap shalat ketika safar, juga akan terasa asing di kalangan orang-orang
yang tidak shalat. Padahal saat
safar (bepergian jauh), kita dituntut untuk tetap melaksanakan shalat.
Orang yang
ingin meninggalkan tradisi yang menyalahi Islam dan ingin mengikuti ajaran yang
sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan terasa asing. Orang yang ingin menjauhi budaya syirik pun
sama halnya akan terasing. Alasan orang musyrik selalu dengan alasan ini
sudah jadi tradisi. Padahal kan …. Ah sudahlah.
Sama halnya
dengan orang yang ingin konsekuen dengan ajaran Nabi, kian terasing dan dia
akan memikul cobaan yang berat dan berbagai cemoohan.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِى عَلَى
النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang
kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti
orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dan contoh
terkecil adalah murid yang sedang ujian berusaha sendirian tidak bekerja sama
dan meyakini ada malaikat disisinya, akan terasa asing dan terkadang ia memikul
cemoohan sombong dari teman lainnya.
Padahal Allah sering berfirman dalam quran bahwa Janganlah kalian tolong
menolong dalam keburukan.
Sebenarnya
masih banyak contoh-contoh keadaaan seseorang yang menjadikannya termasuk salah
satu dari cirri AL-GHUROBA, tapi mungkin hanya ini yang dapat saya uraikan .
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ
يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
Ayo semangat untuk Hijraah menjadi Generasi Ghuroba !
Jangan takut dijauhi, jika jalanmu masih dalam
al-mustaqim. Fighting kawan kawan ^_^
Komentar
Posting Komentar