Virus Hedon Merasuki pola hidup REMAJA.
Hedon atau sering kita sebuat Hedonisme.....
Apa sih Hedonisme itu??
Ketika saya baca dibuku ternyata Hedonisme ini adalah paham sesat yang berkembang pesat di negeri pertiwi kita ini.
Apa sih Hedonisme itu??
Ketika saya baca dibuku ternyata Hedonisme ini adalah paham sesat yang berkembang pesat di negeri pertiwi kita ini.
Hedonisme adalah paham sebuah aliran
filsafat dari Yunani. Tujuan paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan
dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Hedonisme ini muncul pada awal sejarah
filsafat sekiar tahun 433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat”apa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia?”, dan semua menjawab dengan kalimat
“kesenangan”.
Bagi para penganut paham ini,bersenang-senang,pestapora merupakan tujuan utama hidup, tidak peduli menyenangkan bagi orang lain atau tidak.
Disini jelas bahwa hedonisme ialah perbuatan yang diantara segenap perbuatan yang dapat dilakukan oleh seseorang akan membawa orang tersebut merasakan kebahagiaan yang sebesar-besarnya.
Bagi para penganut paham ini,bersenang-senang,pestapora merupakan tujuan utama hidup, tidak peduli menyenangkan bagi orang lain atau tidak.
Disini jelas bahwa hedonisme ialah perbuatan yang diantara segenap perbuatan yang dapat dilakukan oleh seseorang akan membawa orang tersebut merasakan kebahagiaan yang sebesar-besarnya.
Paham Hedonisme ini amat berbahaya,
dan Ternyata
Hedonisme telah erat melekat dalam hidup kita dan kita telah terjebak
dalam pola hidup Hedonisme.
Pola hidupnya mudah kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap manusia pasti ingin mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia
adalah ingin selalu bermain karena itulah salah satunya agar kita mendapat
kesenangan. Akan tetapi
bukan berarti kita bisa dengan bebas dan brutal mendapatkan kesenangan, hingga
menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan. Ternyata budaya liberal sangat berperan dan kuat sehingga
berhasil mencengkram norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu
propaganda yang sukses mengakar dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun
ironisnya, mereka para pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal
yang dilakukannya adalah perilaku hedon.
Contohnya , segala media informasi dari
berbagai penjuru berusaha terus menginvasi diri kita melalui life style. Gaya
hidup yang terus disajikan bagaikan fast food melalui media televise dan masih banyak lagi.
Tanpa disadari
pula Hedonisme menjadikan rasa kepekaan sosial remaja indonesia menjadi hilang
begitu saja, sehingga ketika ada orang yang meminta bantuan, para remaja malah
menyembunyikan diri dan enggan membantu tanpa alasan yang pasti.
Bahkan......
“Virus”hedon tidak hanya menyerang
orang dewasa yang sudah bekerja. Dari anak hingga orang tua tak luput dari
ancaman virus ini.Anak punya kecenderungan hedonistis.Akibat kodrat biologis
dan belum jalanya daya penalaran, anak harus bergantung pada ibu atau orang
lain.Minum dibuatkan, makan disuapin, jalan jauh merengek minta gendong.Ia
menggantungkan hidupnya pada orang lain karena memang ia belum sanggup
mengerjakan sendiri.Ia hanya ingin nyaman dan nikmat Hedonis?Ya,tapi lebih
tepat disebut hedonis secara biologis.Bersama dengan berjalannya waktu dan
proses sosialisasi,ia akan mulai punya kesadaran dan kemampuan menentukan
pilihan.Nah,kalau ia sudah sampai pada taraf kesadaran seperti itu namun tetap
bersikap”kebayi-bayian”seperti tadi,barulah ia disebut hedonis.
Generasi yang paling tidak aman
terhadap sebutan hedonis adalah remaja.Paham ini mulai merasuki kehidupan
remaja. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup
hedonis sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga
dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini.Fenomena yang
muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan
serbakecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel “remaja yang gaul dan funky ”
baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini.Yaitu minimal harus
mempunyaihandphone, lalu baju serta dandanan yang selalu mengikuti mode.
Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan berduit, sehingga dapat
memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut.Akan tetapi bagi yang tidak mampu dan
ingin cepat seperti itu, pasti jalan pintaslah yang akan diambil.
Jika dilihat lebih jauh, ternyata dampak
dari gaya hidup hedonis adalah melahirkan adanya mentalitas
instan.
Segalanya bisa diperoleh dengan uang
dan kekuasaan. Bila demikian, otomatis semua urusan beres. Akhirnya,
semboyan non scholae sed vitae discimus (belajar untuk bekal
dalam menjalani kehidupan) pudar dan menghilang. Karena yang diutamakan bukan
proses melainkan hasil. Jika bisa memperoleh hasil dengan cara simpel walaupun
salah, mengapa tidak dilakukan? Untuk apa kita harus melalui proses panjang
dengan pengorbanan, kalau hasilnya sama.
Tak terasa, tapi efeknya tak
terduga, paham hedonisme terus berlangsung dan merasuk ke dalam benak
masyarakat kita tanpa ada tindakan pencegahan. Salah satu contoh kasusnya
adalah acara-acara hedonisme yang berkedok mencari bibit-bibit penyanyi
berbakat.Acara ini sangant diminati terutama para remaja.Bila dilihat secara
jeli ternyata acara tersebut menawarkan gaya hidup yang tidak jauh dari konsep
Hedonisme. Acara ini tentunya membutuhkan biaya yang banyak untuk memfasilitasi
para kontestannya, tapi bila melihat keadaan bangsa kita yang sedang
morat-marit ekonominya, dapat disimpulkan ada dua kondisi yang kontradiksi,
disatu sisi lain keadaan perekonomian bangsa sedang krisis tapi acara
menghambur-hamburkan uang semakin marak. Aneh memang, banyak warga Indonesia
yang miskin, tidak punya rumah, gedung sekolah yang hampir roboh, tunjangan
pegawai yang kecil, dan jumlah pegangguran yang membludak, tapi hal ini tidak
membuat para peserta acara yang sebagian besar adalah remaja tersebut prihatin
atau menangis tersedu-sedu, mereka malah sedih dan mengeluarkan air mata bila
rekan seperjuangannya tereleminasi.Nampak jelas sikap egoisme dan sikap
mengejar kesenangan pribadi mereka. Ini adalah bukti hedonisme yang banyak
menjadi impian anak-anak muda di negeri Seribu satu masalah ini.
Komentar
Posting Komentar